Mengurai Dampak Tsunami

Bencana alam tsunami merupakan momok yang menakutkan bagi siapapun, terutama bagi mereka yang menetap di wilayah yang berbatasan dengan laut dan rawan gempa, seperti Indonesia dan Jepang misalnya. Kedua Negara ini, jika dihitung, sudah berkali-kali diterjang dahsyatnya gelombang tsunami yang umumnya disebabkan pergeseran lempeng dalam perut bumi yang berada tepat di bawah air laut. Dampak tsunami ini sungguh luar biasa sehingga meninggalkan trauma bagi masyarakat yang tinggal di wilayah bekas tsunami. Dan trauma ini hidup di tengah-tengah masyarakat yang mencoba untuk pulih.

Dampak Buruk Bagi Ekosistem

Seperti kita ketahui, gelombang tsunami yang naik ke daratan akan menyapu apa saja yang ia lalui. Besarnya tekanan yang ia bawa mampu menekan, menerjang dan merusak berbagai ekosistem di daratan. Dampak yang ditinggalkan kurang lebih sama seperti bencana alam lainnya. Kehidupan yang dinamis dalam suatu ekologi akan terputus mata rantainya sebab manusia, tumbuhan dan hewan yang tersapu gelombang tersebut akan terganggu kehidupannya bahkan tak sedikit yang kehilangan nyawa. Rusaknya berbagai mata rantai ekosistem ini tentu akan berpengaruh banyak pada kehidupan manusia dari berbagai aspek, baik itu ekonomi, sosial maupun budaya.

Dampak Buruk Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat

Pasca tsunami, sendi-sendi ekonomi masyarakat akan lumpuh. Aktifitas jual dan beli masyarakat menjadi lemah. Dampak tsunami dalam lingkup ekonomi ini cukup sulit dipulihkan meskipun bangunan fisik sebagai infrastruktur kegiatan masyarakat sudah pulih.

Hal lain yang dirusak bencana tsunami adalah kehidupan sosial masyarakat. Tak bisa dipungkiri, banyak yang kehilangan keluarganya pada bencana tersebut. Anak-anak kehilangan orang tua demikian sebaliknya. Hal ini tentu akan menciptakan dinamika sosial dimana kehidupan sosial masyarakat akan terganggu. Sekalipun kehidupan sosial ini pulih setelah beberapa waktu, namun trauma yang dirasakan masyarakat setempat tentu akan sukar hilang.

Kehidupan sosial yang chaos tersebut kemudian berimbas pada wilayah lain seperti kehidupan berbudaya, pendidikan dan lain-lain. Pasca tsunami, kegiatan pendidikan juga seni akan terganggu sebab sarana fisik rusak. Hal ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi Negara untuk memulihkan sendi-sendi kehidupan masyarakat yang terkena tsunami. Hal ini tak mudah, membutuhkan energi, waktu dan biaya yang tak sedikit.

Oleh karena penyebab bencana tsunami murni alam, maka langkah pencegahan yang bisa dilakukan hanyalah dengan mempersiapkan masyarakat agar lebih waspada dan siaga. Untuk mendukung program ini, pemerintah menggerakkan semua pemangku kebijakan di segala sektor. Indonesia jauh tertinggal dari Jepang dalam menghadapi tsunami. Sehingga dampak tsunami di Indonesia jauh lebih dramatis. Namun hal tersebut disebabkan beberapa faktor salah satunya adalah perbedaan kondisi perekonomian kedua Negara. Meski demikian, Indonesia tetap harus berguru pada Jepang, negeri yang dilanda gempa sepanjang tahun ini memang mampu menangani bencana dengan langkah yang lebih taktis.