Mengenal Ekosistem Sawah

Ekosistem Sawah
Berbicara soal ekosistem maka kita akan selalu berbicara mengenai beragam komponen yang ada di dalamnya baik itu abiotok maupun biotik serta interaksi yang terjadi di dalam komponen-komponen tersebut. Di antara mahluk hidup akan selalu terjalin interaksi yang kemudian akan membentuk kestabilan ekosistem. Komponen dalam ekosistem selalu dimulai dari individu, populasi, dan kemudian komoditas. Ada beragam ekosistem, satu diantaranya adalah ekosistem sawah. Apa itu ekosistem sawah? Secara sederhana bisa diartikan sebagai interaksi mahluk hidup di lingkup persawahan. Komponen di dalamnya termasuk juga manusia, tumbuhan, serangga dan mikroorganisme lainnya. Interaksi yang terjalin alamiah akan membuat ekosistem sawah akan berjalan alamiah dan seimbang.

Lebih Jauh Dengan Ekosistem Sawah

Sawah merupakan lahan usaha bidang pertanian yang secara fisik memiliki permukaan yang rata, dilengkapi dengan pematang, dan tujuan utama pembukaan lahannya adalah untuk ditanami padi. Sawah memiliki kondisi tanah yang sedikit berair sebab tanaman padi memang menyukai kondisi yang demikian. Berbicara soal ekosistem sawah tentu akan identik dengan ekosistem pertanian yang tak lain merupakan sistem ekosistem sederhana juga monokultur. Ekosistem persawahan jika ditinjau dari segi teoritik adalah jenis ekosistem yang tidak stabil. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kestabilan dari ekosistem sawah ini antara lain interaksi antara komponen ekosistem di dalam sawah itu sendiri. Komponen dalam ekosistem sawah mencakup semua komponen abiotik dan biotik yang ada di dalam lingkungan sawah itu sendiri mulai dari tanah, bebatuan, padi, hama, predator dan masih banyak lagi lainnya.


Menyoal hama, dalam ekosistem sawah bisa dibagi menjadi dua yakni parasitoid dan juga predator. Berdasarkan penelitian lanjutan ditemukan fakta bahwa sedikitnya ada 700 jenis hama yang ada di dalam ekosistem sawah salah satunya adalah wereng batang coklat atau WBC. Ia dimasukkan ke dalam kelompok predator yang bersifat polifag, yakni memangsa serangga yang hidup di persawahan. Oleh karena sifat tersebut sehingga ia WBC ini dianggap sebagai metode non-kimia untuk menanggulangi gangguan serangga di sawah. Penggunaan metode alamiah ini akan membuat ekosistem sawah lebih stabil sebab penggunaan bahan kimia bisa direduksi. Pada ekosistem sawah, musuh alami semacam WBC sangat diperlukan sebab keseimbangan biologis bisa tercapai secara alami tentunya.

Serangga yang ada di persawahan juga merupakan komponen biotok ekisistem sawah. Ia disebut juga dengan istilah organism pengganggu tanaman atau OPT. Salah satu faktor yang menyebabkan keberadaan OPT ini melimpah adalah karena makanan tersedia sepanjang waktu dan di semua tempat. Untuk menjamin keberhasilan pertanian, tentu OPT ini harus ditanggulangi dengan cara yang terpadu. Salah satu caranya adalah dengan memahami konsep mekanisme alamiah yakni predatisme, parasitisme, patogenesitas, suksesi, produktivitas, keanekaragaman hayati, intraspesies dan interspesies dan lainnya. Semua sifat dan mekanisme alamiah ini merupakan bentuk interaksi alam yang bisa diambil celahnya dan digunakan untuk menstabilkan ekosistem sembari menyukseskan kegiatan pertanian.

Hal lain yang penting dalam ekosistem sawah adalah persoalan irigasi atau usaha manusia dalam mengairi lahan persawahan agar pertumbuhan padi lebih terjamin. Ada beragam model irigasi mulai dari yang alamiah sampai yang buatan. Kegiatan irigasi ini berperan juga dalam hal menstabilkan ekosistem persawahan.